Column 2 – Row 1

Tips & Cara Belanja Online

Sebelum anda mengeluarkan uang untuk membeli jasa atau produk secara online (shopping online), maka beberapa hal di bawah ini perlu anda perhatikan untuk meyakinkan anda dan agar tidak menyesal karena tertipu oleh kegiatan-kegiatan nakal/penipuan online. Beberapa penipuan yang sering terjadi :

1. Phising : Pembajakan lewat situs tipuan, membuat web yang mirip dengan web lainnya dengan maksud untuk menipu. HATI-HATI sebab kegiatan phising sedang marak di dunia cyber.
2. Produk palsu : Si penipu hanya menjual produk palsu yang mungkin didapatkan dari sumber yang tidak dapat dipercaya dan bahkan produk tersebut tidak dapat digunakan sama sekali atau produk tersebut tidak memenuhi standard yang telah ditentukan pemerintah.
3. Produk tidak dikirim : Sering terjadi setelah pembeli mengirimkan dana pembayarannya namun produk tak pernah ia dapatkan. Penipuan jenis ini paling sering terjadi pada instant payment seperti metode pembayaran bank transfer.
4. Support : Karena memang sifatnya adalah penipuan, maka sudah dipastikan tidak ada support untuk produk atau jasa yang anda beli. Bisa saja si penipu memberikan iming-iming support 24jam, garansi dan uang kembali, namun semuanya adalah rayuan belaka dan tidak pernah terbukti. Untuk menghindari penipuan-penipuan ini, anda perlu memeriksa sumbernya dahulu sebelum memutuskan untuk membeli produk/jasa (shoping online), ada beberapa cara :

* Periksa data lengkap penjual, seperti nama, alamat, no.telepon/Hp, data bank, lebih baik jika ada profil perusahaan / tempat shop online.
* Periksa whois record domain penjual dan pastikan data Registrant adalah sama dengan yang ada di websitenya. Di dalam Registrant Information wajib menggunakan nama, alamat, negara, email dan no telepon yang jelas dan benar. Periksa kembali apakah data pada website penjual tempat shop online tsb adalah sama dengan Registrant Informationnya. Untuk melihat registration information domain silahkan buka : http://whois.domaintools.com
* Hubungi no telepon yang diberikan, dan berbicaralah dengan si penjual secara langsung dan yakinkan diri anda bahwa anda tidak ditipu. Walaupun mungkin belanja kecil-kecilan seperi pakaian pria maupun pakaian wanita.
* Periksa data perusahaan/company profil si penjual, lebih baik jika didukung dengan bukti dokumen, seperti izin usaha, izin produksi dll
* Simpan bukti transaksi - termasuk deskripsi produk dan harga, kuitansi digital, salinan e-mail antara anda dengan penjual
* Pastikan nama pemilik Account Bank adalah sama dengan nama si penjual yang tertera di websitenya. Anda bisa mengeceknya di ATM/Internet Banking ketika akan transfer. Jika anda menemukan nama yang berbeda, segera batalkan transfer anda
* Hati-hati dengan produk palsu yang ditawarkan, bila perlu lakukan pengecekan apakah produk tsb mempunyai izin. Ada juga tempat menjual pakaian, seperti jual kaos yang melakukannya.
* Jangan terpancing dengan harga promo yang sangat murah, trik ini sering dipakai para penipu agar pembeli terpancing dengan harga murah, bandingkan harga dengan situs web yang lainnya, bila selisih harga yang terlampau jauh sebaiknya jangan melakukan transaksi.
* Lakukan riset terhadap situs web tempat anda berbelanja. Tips ini harus dilakukan kalau anda berbelanja di situs web yang anda sendiri kurang familiar
* Baca baik-baik kebijakan situs web dan kebijakan pengembalian barang. Karena barang yang dibeli tidak bisa dilihat secara fisik, harus ada garansi kalau barang yang dikirim cacat, anda boleh mengirim barang cacat itu kembali dan tentu saja diganti dengan barang baru atau uang anda kembali. Periksa juga siapa yang membayar pengembalian barang itu.

Semoga bermanfaat !!!

manajemen warung

Dalam birokrasi Indonesia di masa sekarang, proses pengambilan kebijakan dan negosiasi dilaksanakan secara hirarki. Contoh nyata dalam pengambilan kebijakan adalah dimulai dari laporan bawahan kepada atasan (Kepala Bidang), dan diteruskan kepada Kepala Instansi. Dari Kepala Instansi, kebijakan yang diambil (bisa top down atau sudah mempertimbangkan masukan secara demokratis dengan dimusyawarahkan dulu), diturunkan ke bawah (Kepala Bidang), dan baru dilaksanakan. Proses negosiasi juga dilaksanakan secara formal; melalui rapat-rapat yang dilaksanakan pada instansi yang mempunyai kepentingan.

Hal ini membuat sistem hirarki dalam birokrasi –yang merupakan tinggalan kolonialis— menjadi sulit dihilangkan. Dalam jangka panjang, proses yang demikian seringkali menjadi tidak efisien. Satu sebab lagi; penataan ruangan dalam kantor seringkali menimbulkan permasalahan karena adanya sekat yang “membatasi” antara bawahan dengan atasan. Atasan mendapat tempat khusus yang seringkali menjadikan (atau memaksa) si atasan untuk “bekerja” sendirian, dalam kondisi lonely. Yup, setiap tempat memiliki aura, dan aura ruangan khusus atasan seringkali membuat bawahan segan, bahkan hanya untuk masuk ke ruangan tersebut.

Oleh karena itu, (terkadang) saya lebih suka jika hal-hal tersebut dilakukan secara informal. Manajemen warung; menurut saya kata itu mungkin merupakan kata yang tepat. Bukan me-manage warung, tetapi melaksanakan beberapa hal yang tidak dapat dilaksanakan secara formal menjadi dinegosiasikan dalam suasana informal. Karena biasanya dilaksanakan di warung (termasuk restoran, tentu saja), maka saya lebih suka menyebutnya sebagai manajemen warung. Dalam kondisi informal, sekat birokrasi menjadi hilang dan bawahan bisa merasa setara dengan atasan. Paparan ide menjadi lancar, karena tidak adanya aura tempat yang “menakutkan”; bahkan seringkali muncul solusi permasalahan yang brilian.

Tentu saja manajemen seperti ini tidak boleh dilaksanakan terus menerus dan menjadi semua solusi permasalahan birokrasi, karena pada dasarnya birokrasi adalah sesuatu yang formal. Hanya dalam kondisi yang mendesak dan membutuhkan respons cepat saja hal seperti ini mungkin untuk dilaksanakan. Lagipula, bila instansi tempat kerja sering ditinggal, maka pelayanan pada masyarakat akan terganggu dan menimbulkan stigma buruk pada birokrat. Bila hal ini dilaksanakan di luar jam kerja tentu saja tidak menjadi masalah, hanya saja pada jam tersebut sangat sulit untuk mengumpulkan pihak yang berkepentingan, karena banyak yang memiliki urusan lain.

Saya sendiri sering mempergunakan sistem manajemen warung ini. Selain kedudukan menjadi egaliter, manfaat lain yang dapat diperoleh adalah memotong rantai birokrasi yang panjang. Dalam kondisi santai, setiap ide akan direspons dengan pikiran yang jernih dan mendapat masukan dari pihak yang terlibat. Begitu kembali ke kantor, tinggal melaksanakan keputusan yang sudah diambil tadi. Karena itu, bila ada ajakan untuk ke warung, maka jarang sekali saya tolak (lumayan, sekalian sambil makan, hehe…). Konsekuensinya, seringkali jadwal pulang menjadi terlambat. Tak apalah, yang penting saya senang, kenyang, dan semua problem terselesaikan. Saya masuk birokrasi dengan sadar, dan saya juga harus konsekuen terhadap semua implikasinya. That’s one way of my learning in life.
free counters